Laporan TAV

0
SPEAKER AKTIF
Rancang Bangun Proyek Elektronika
Teknik Audio Video
Angkatan 2009-2010

               
Oleh:
Ø EMI AMELIA
Ø MARZUQOH
Ø RIZKY AMALLIA
Ø SITI USWATUN H.
Ø WENNY OKTAVIANI

SMK Tinta Emas Indonesia (Yatindo) Program Keahlian Teknik Audio Video
2010/2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
            Di era globalisasi sekarang ini, semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia. Ilmu pengetahuan dan teknologi ini dimanfaatkan dan dikembangkan oleh manusia untuk dapat membantu pekerjaan mereka sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lebih mudah dan efesien. Oleh karena itu, setiap manusia terutama mahasiswa dituntut agar mampu beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut. Sebenarnya intansi pendidikan di Indonesia dan negara lainnya telah menerapkan perkembangan iptek tersebut, salah satunya seperti adanya pembelajaran mengenai rangkaian elektronika pada jurusan teknikal diberbagai intansi pendidikan.
                        Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis mengangkat judul “SPEAKER AKTIF”. Pratikum dan penulis mengharapkan dengan adanya alat ini bisa mempermudah pekerjaan manusia dengan memanfaatkan
1.2 Permasalahan
Dalam praktik perancangan dan pembuatan rangkaian ini, pratikum mendapat tugas membuat rangkaian”SPEAKER AKTIF”. Dimana rangakaian tersebut harus dapat dipahami cara kerjanya oleh pratikum.
1.3 Tujuan Dan Manfaat
1.3.1 Tujuan dan manfaat
Adapun tujuan dan manfaat dari pembuatan rangkaian ini adalah:.
Ø  Agar bisa mengaplikasikan gambar rangkaian ke dalam bentuk layout di papan PCB dengan cara disablon.
Ø  Mempermudah untuk memperbesar suara
Ø  Menjadikan baterai sebagai alternative jika tidak ada listrik


1.4 Metode
1.4.1 Metode Literatur
Dalam penyusunan laporan ini, kelompok 5 mengumpulkan data dan referensi yang mendukung laporan ini dari berbagai sumber, baik dari perpustakaan maupun internet.
1.4.2 Metode Try and Error
Percobaan yang dilakukan bertujuan untuk mempraktikan, mengecek, dan mengetahui berhasil atau tidak berhasil percobaan yang telah dibuat.
1.4.3 Metode Perencanaan dan Perancangan Rangkaian
Sebelum melakukan praktikum ini, kelompok 5 terlebih dahulu melakukan perencanaan, penyediaan, serta perlengkapan peralatan-peralatan dan komponen-komponen lain yang dibutuhkan dalam pembuatan rangkaian sensor ini, kemudian praktikum baru bisa merancang rangkaian baik di pad2pad maupun layout di papan pcb.
1.4.4 Metode Pengujian
Pengujian hasil rancangan rangkaian dilakukan setelah semua alat dirangkai di papan PCB yang telah ada layoutnya, setelah semuanya dirangkai dengan benar maka kelompok kami melakukan pengujian hidup atau tidaknya alat yang dibuat.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum
Semakin modern sebuah zaman maka semakin banyak manusia yang mengembangkan iptek untuk mempermudah pekerjaannya seperti membuat dan memakai rangkaian sensor baik cahaya maupun suhu yang telah dirancang tergantung dengan keinginan manusia itu sendiri sehingga dapat melakukan fungsi-fungsi kontrol. Dalam tugas pertama rangkaian elektronika, penulis melakukan pratikum rangkaian sensor cahaya memakai LDR sebagai sensornya serta komponen-komponen pendukungnya.

2.1.1 Resistor
Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk memberikan hambatan terhadap aliran arus listrik. Dalam rangkaian listrik dibutuhkan resistor dengan spesifikasi tertentu, seperti besar hambatan, arus maksimum yang boleh dilewatkan dan karakteristik hambatan terhadap suhu dan panas. Resistor memberikan hambatan agar komponen yang diberi tegangan tidak dialiri dengan arus yang besar, serta dapat digunakan sebagai pembagi tegangan.
Tipe resistor yang umum adalah berbentuk tabung dengan dua kaki tembaga di kiri dan kanan. Pada badannya terdapat lingkaran membentuk gelang kode warna untuk memudahkan pemakai mengenali besar resistansi tanpa mengukur besarnya dengan Ohmmeter. Kode warna tersebut adalah standar manufaktur yang dikeluarkan oleh EIA (Electronic Industries Association) seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut. Waktu penulis masuk pendaftaran kuliah elektro, ada satu test yang harus dipenuhi yaitu diharuskan tidak buta warna. Belakangan baru diketahui bahwa mahasiswa elektro wajib untuk bisa membaca warna gelang resistor (barangkali).

Resistansi dibaca dari warna gelang yang paling depan ke arah gelang toleransi berwarna coklat, merah, emas atau perak. Biasanya warna gelang toleransi ini berada pada badan resistor yang paling pojok atau juga dengan lebar yang lebih menonjol, sedangkan warna gelang yang pertama agak sedikit ke dalam. Dengan demikian pemakai sudah langsung mengetahui berapa toleransi dari resistor tersebut. Kalau anda telah bisa menentukan mana gelang yang pertama selanjutnya adalah membaca nilai resistansinya.
Jumlah gelang yang melingkar pada resistor umumnya sesuai dengan besar toleransinya. Biasanya resistor dengan toleransi 5%, 10% atau 20% memiliki 3 gelang (tidak termasuk gelang toleransi). Tetapi resistor dengan toleransi 1% atau 2% (toleransi kecil) memiliki 4 gelang (tidak termasuk gelang toleransi). Gelang pertama dan seterusnya berturut-turut menunjukkan besar nilai satuan, dan gelang terakhir adalah faktor pengalinya.
Misalnya resistor dengan gelang kuning, violet, merah dan emas. Gelang berwarna emas adalah gelang toleransi. Dengan demikian urutan warna gelang resitor ini adalah, gelang pertama berwarna kuning, gelang kedua berwana violet dan gelang ke tiga berwarna merah. Gelang ke empat tentu saja yang berwarna emas dan ini adalah gelang toleransi. Dari tabel-1 diketahui jika gelang toleransi berwarna emas, berarti resitor ini memiliki toleransi 5%. Nilai resistansisnya dihitung sesuai dengan urutan warnanya. Pertama yang dilakukan adalah menentukan nilai satuan dari resistor ini. Karena resitor ini resistor 5% (yang biasanya memiliki tiga gelang selain gelang toleransi), maka nilai satuannya ditentukan oleh gelang pertama dan gelang kedua. Masih dari tabel-1 diketahui gelang kuning nilainya = 4 dan gelang violet nilainya = 7. Jadi gelang pertama dan kedua atau kuning dan violet berurutan, nilai satuannya adalah 47. Gelang ketiga adalah faktor pengali, dan jika warna gelangnya merah berarti faktor pengalinya adalah 100. Sehingga dengan ini diketahui nilai resistansi resistor tersebut adalah nilai satuan x faktor pengali atau 47 x 100 = 4.7K Ohm dan toleransinya adalah 5%.

2.1.2 Transistor
Pada tulisan tentang semikonduktor telah dijelaskan bagaimana sambungan NPN maupun PNP menjadi sebuah transistor. Telah disinggung juga sedikit tentang arus bias yang memungkinkan elektron dan hole berdifusi antara kolektor dan emitor menerjang lapisan base yang tipis itu. Sebagai rangkuman, prinsip kerja transistor adalah arus bias base-emiter yang kecil mengatur besar arus kolektor-emiter. Bagian penting berikutnya adalah bagaimana caranya memberi arus bias yang tepat sehingga transistor dapat bekerja optimal.







BAB III
RANCANG BANGUN RANGKAIAN
Perancangan rangkaian merupakan tahapan paling penting dalam praktik kali ini. Perancangan ini meliputi spesifikasi komponen yang terdapat pada rangkaian beserta cara kerja rangkaian tersebut. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi . Tujuan dari perancangan untuk menghasilkan suatu alat yang sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan.Karena banyaknya pembahasan pada alat ini dan telah disebutkan pada pembatasan masalah di bab I maka pada bab ini kelompok kami hanya akan membahas secara khusus mengenai penggunaan komponen LDR Sebagai sensor dalam rangkaian ini.
3.1 Perancangan Elektronik
3.1.1 Gambar Rangkaian
Langkah awal dalam perancangan alat ini adalah membuat rangkaian sensornya atau bisa dicari di internet.
Penganalisaan, yaitu hubungan antara komponen-komponen dalam rangkaian tersebut.
3.1.2 Komponen dan Alat yang Digunakan
Dalam pembuatan setiap rangkaian elektronika, hal yang paling menentukan adalah kelengkapan suatu komponen. Selain kelengkapan komponen tata letak dari komponen pada rangkaian perlu juga diperhatikan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tata letak komponen agar gamabar tidak saling tindih, mempelajari rangkaian dengan baik, mempelajari karakteristik komponen, dan menyusun semua komponen dangan teratur untuk memperoleh hasil yang maksimal.
Alat dan Bahan :
·      Pcb
·      IC TDA 2003
·      Capasitor 470microfarad
·      Resistor 220 Ohm
·      Resistor 2,2 K.Ohm
·      Capasitor 0,1 microfarad
·      Capasitor 1000 microfarad/12 V
·      Capasitor 100 nf
·      Resistor 1 ohm
·      Speaker 2inci, 4 ohm,/10 watt
·      Baterai 9 volt
·      Tupperware untuk cashing
·      Kabel jack
·      Solder
·      Timah

3.1.2.1Komponen-komponen pada Rangkaian
Adapun komponen-komponen yang digunakan pada rangkaian speaker aktif TDA 2003 berikut :
10w Audio Amplifier with TDA2003

3.1.3.1 Alat yang Digunakan
Selain komponen-komponen elektronika diatas, perlu juga disediakan peralatan-peralatan yang digunakan. Adapun dalam proses pengerjaannya, alat dan bahan yang harus disediakan adalah sebagai berikut :
Ø PCB
Ø Software pembuat layout (Pad2pad)
Ø Borlistrik
Ø Bubuk pelarut tembaga (Ferro Chloride FeCl3)
Ø Tempat melarut
Ø Amplas
Ø Solder
Ø Timah
Ø Tang Potong
Ø Tang Jepit
Ø Sedotan Timah
Ø Cutter
Ø Pinset
Ø Alat-alat sablon: Setrikaan, Lay out yang sudah di fotokopi xerok memakai kertas bolak-balik licin, Spidol permanen untuk menerangi jalur apabila ada jalur yang kurang jelas, Air, Feri clourin(Fecl3).
3.2 Perancangan Konstruksi Mekanik
Perancangan konstruksi mekanik terdiri dari : perancangan layout di pad2pad, pembuatan jalur pada PCB atau sablon, pengeboran PCB, penempatan dan penyolderan komponen.
3.2.1 Tata Letak Komponen
Tata letak komponen harus dirancang terlebih dahulu agar komponen yang dipasang dapat tepat, tidak saling bertindihan jalur dan komponennya, dan rapi.
3.2.2 Perancangan Lay Out
Pada tahap ini jalur – jalur PCB dibuat di pad2pad dan di print pada kertas bening agar pada penyablonan ke PCB hasilnya bagus, rapi dan tidak terbalik kaki icnya. Jalur – jalur dibuat sesingkat mungkin dan harus dihindari pemakaian jumper terlalu banyak karena pemakaian jumper yang terlalu banyak akan menyebabkan rangkaian menjadi rumit dan resiko kesalahan dalam menghubungkan rangkaian akan banyak.
3.2.3 Pembuatan dan Pencetakan PCB
Proses pembuatan dan pencetakan layout PCB sebagai berikut:
Proses pembuatan dan pencetakan layout PCB sebagai berikut:
1. Pertama kita membuat sket atau pola layout rangkaian yang kita inginkan menggunakan software pembuat layout. Kelompok kami memakai Pad2pad dalam pembuatannya.
2. Kemudian layout yang kita buat dan telah kita print pada kertas. Kemudian layout kita fotokopi xerok pada kertas bolak-balik licin. Lalu, layout yang difotolopi tadi diletakkan di atas papan PCB kemudian digosok dengan waktu yang lumayan lama agar hasilnya bagus.
3. Hasil gosokan tadi ditaruh ke dalam air biasa, lalu lepaskan perlahan kertas dari papan PCB.
4. Berikutnya yaitu merendam PCB yang telah ada layoutnya ke dalam larutan yang telah bercampur antara air dan bubuk pelarut tembaga (ferro chloride) hingga semua tembaga pada PCB hilang dan tersisa hanya layout yang telah dibuat.
5. PCB yang telah direndam kemudian dibilas dengan air bersih lalu dikeringkan. Setelah kering kemudian diamplas untuk membuang tinta sablon yang menempel pada tembaga.
6. Kemudian papan PCB di lubangi menggunakan bor listrik untuk memasukkan kaki-kaki komponen.
7. Terakhir, papan PCB diamplas lalu kita baru dapat memasang komponen pada PCB kemudian komponen kita solder dengan timah 60-40 sebagai perekat










BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tugas pertama pratikum rangkaian elektronika ini hanya terdiri dari perangkat keras (Hardware) yang terdiri dari rangkaian power supply CT dan rangkaian sensor LDR.
4.1 Hasil
Berdasarkan perancangan perangkat keras pada Bab III maka dihasilkan suatu alat berupa rangkaian speaker aktif  TDA 2003.
4.2 Cara Kerja Rangkaian
Rangkaian ini menggunakan power supply yang outputnya ± 6 Vdc. Pada saat power supply dihidupkan maka arus yang ada akan mengalir pada rangkaian. Rangkaian ini menggunakan LDR sebagai sensornya maka rangkaian ini sangat berpengaruh pada cahaya. Pratikum mengatur rangkaian sedemikian rupa sehingga rangkaian ini akan bekerja pada keadaan cahaya gelap yang mengakibatkan rangkaian ON dimana tahanan LDR akan mengecil yang menyebabkan aktifnya berbagai komponen pada rangkaian sehingga lampu sebagai indikator akan menyala, sedangkan pada keadaan ada cahaya maka rangkaian dalam keadaan OFF atau tidak memberikan respon apapun karena LDR dalam keadaan ini memiliki tahanan besar sehingga arus tertahan oleh LDR dan tegangan keluaran menjadi 0,7 V sehingga lampu tidak hidup


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan membahas mengenai hasil dan kelemahan dari rangkaian alat yang telah dibuat. Setelah melakukan perencanaan, pembuatan, pengujian dan menganalisa maka dapat diambil kesimpulan dan saran- saran sebagai berikut :
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisa, data pengukuran, dan pembahasan dari seluruh rangkaian sensor dengan LDR maka dapat menyimpulkan beberapa hal diantaranya:
1. Tahanan LDR akan mengecil jika tidak terkena cahaya terang dan sebaliknya, tahanan LDR akan membesar jika terkena cahaya.
2. IC regulator merupakan IC yang berfungsi untuk menstabilkan tegangan keluaran dari traffo.
3. Kapasitor merupakan komponen elektronika yang pada rangkaian ini berfungsi untuk menghindari terjadinya loncatan listrik pada rangkaian- rangkaian yang mengandung kumparan bila tiba-tiba diputuskan arusnya.
4. Rangkaian pendeteksi cahaya akan bekerja apabila sensor cahaya LDR tidak terkena cahaya atau ditempat gelap.
5.2 Saran
1. Saat membuat layout PCB sebaiknya kita teliti dalam menentukan jarak kaki-kaki komponenn dan jalur – jalur komponen. Hal ini bertujuan agar tata letak komponen pada PCB agar terlihat lebih rapi.
2. Sebelum memasang transistor sebaiknya kita memperhatikan kakinya karena jika terjadi kesalahan pada penentuan kaki transistor dapat membuat rangkaian tidak bekerja.
3. Gunakanlah solder dengan mata solder yang masih baru agar hasil solderan bagus.
4. Gunakanlah timah RH 60 – 40 sebagai perekat solderan.

0 komentar:

Posting Komentar